Cari Blog Ini

PELAJARAN PENTING DARI HIJRAH RASUL

Saat ini kita tengah berada di awal tahun 1428 Hijriah. Itu artinya seribu empat ratus dua puluh delapan tahun silam Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wasallam berhijrah dari Kota Mekkah ke Madinah. Peristiwa hijrah Nabawiyah tersebut merupakan peristiwa yang sangat penting dalam sejarah dakwah Islamiyah. Peristiwa itu merupakan titik tolak kemenangan dakwah dan penyebaran Islam. Ketika tekanan kaum musyrikin Mekkah semakin menguat, Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam memberikan izin kepada para sahabat untuk berhijrah ke madinah. Mereka pun bergerak meninggalkan Mekkah, negeri yang mereka cintai, dengan meinggalkan seluruh harta benda yang mereka miliki. Itulah pengorbanan yang hakiki. Kesediaan mengorbankan apa saja yang dicintai demi meraih keridhaan Allah dan Rasul-Nya.


Walaupun Rasulullah telah memberi izin kepda orang-orang Islam di Makkah untuk berhijrah, namun Rasulullah sendiri menangguhkan hijrahnya. Beliau masih bertahan menghadapi tekanan orang-orang musyrik Mekkah. Hingga akhirnya kota Mekkah sunyi dari orang-orang Islam, kecuali beberapa orang yang memang diperintahkan untuk tinggal dan orang-orang Islam yang tidak memiliki kemampuan berhijrah. Sampai akhirnya ketika kaum musyrikin Mekkah telah bersepakat untuk membunuh beliau, maka beliau pun mengambil keputusan untuk berhijrah, apatah lagi setelah mendapat izin dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan dengan ditemani Abu Bakar beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam pun bergerak menuju Medinah. Akhirnya dengan idzin Allah beserta scenario hijrah yang sangat cermat dan cerdas, beliau pun tiba di kota Medinah dan mendapat sambutan dari segenap penduduk madinah yang telah memeluk agama Islam.
Tanda-tanda kemenangan kaum Muslimin mulai tampak setelah peristiwa hijrah. Isyarat kemenangan tersebut telah disampaikan Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam firmannya: “ Jika kamu tidak menolongnya ( Muhammad ), maka sesungguhnya Allah telah menolongnya ( yaitu ) ketika orang-orang kafir ( Musyrikin Mekkah ) mengeluarkan ( dari Mekkah ), sedang dia salah seorang dari dua orang ketika berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya, “Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Allah bersama kita.” Maka Allah menurunkan ketenangan-Nya kepada (Muhammad ) dan menolongnya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya. Dan Allah menjadikan seruan orang-orang kafir itulah yang rendah, dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” ( Q.S. At-taubah:40 ).
Setelah hijrah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabatnya tidak pernah beristirahat sesaat pun. Mereka senantiasa bergerak memobilisir ummat untuk berjihad dan membangun komunitas muslim yang kuat. Pasca hijrah, sebagaimana yang disebutkan oleh Dr. Muhammad Abdul Qadir Abu Faris, bahwa Rasulullah memfokuskan perhatiannya kepada program-program penting sebagai berikut :

1. Membangun Masjid.
Buku-buku sirah menginformasikan kepada kita bahwa hal pertama yang beliau lakukan pasca hijrah adalah membangun masjid, yaitu masjid Quba’ kemudian Masjid Nabawi. Siapa pun yang melihat keseriusan Rasulullah membangun masjid akan mengetahui bahwa sebenarnya masjid itu mempunyai posisi penting dalam Islam karena dapat merealisasikan program-program yang banyak untuk membangun dan membangkitkan ummat Islam.
Masjid mempunyai missi yang banyak, tak seperti apa yang dipahami secara sempit oleh ummat sekarang. Masjid pada zaman Nabi adalah tempat beribadah. Di dalamnya kaum muslimin menunaikan salah satu syiar ta’abbudiyah yang paling esensial dan tiang agama mereka yakni sholat lima waktu dan sholat jum’at. Masjid di zaman nabi adalah markas pendidikan. Di dalamnya Rasulullah mentarbiyah para sahabat dengan tarbiyah yang ontegral, kontinyu, lagi praktis, yakni tarbiyah yang bisa menjawab kebutuhan akal, ruhani dan jasmani manusia.
Masjid adalah madrasah, ma’had dan universitas. Masjid adalah mahkamah, yang di dalamnya Rasulullah mengadili dua orang yang bersengketa dengan adil, tanpa rasa takut celaan orang lain. Masjid adalah markas tempat berkumpul dan bertolaknya tentara Islam. Masjid adalah pusat penerangan dan informasi pemerintahan. Masjid juga merupakan tempat bermusyawarah bagi kaum muslimin yang di dalamnya dibicarakan tentang seluruh aspek persoalan ummat.
Sesungguhnya kaum muslimin dewasa ini sudah saatnya untuk mengembalikan kesucian masjid dengan jalan mengembalikan fungsi masjid sebagaimana yang pernah terealisasi pada zaman Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Dan hal tersebut tidak akan kembali secara total sebelum masjid menjadi madrasah, ma’had, universitas, markas tarbiyah islamiyah, majelis ummat, sentral penyebaran pemikiran dan perbaikan moral, pendidikan politik dan pilar – pilar keadilan serta menyampaikan
kalimatul haq.

2. Takaful Ijtima’i ( senasib dan sepenanggungan ).
Kaum muhajirin berhijrah dari Mekkah ke Madinah dengan meninggalkan apa pun yang mereka cintai untuk menyelamatkan agamanya. Sementara itu, kaum Anshar Madinah menyambut kedatangan mereka dengan suka cita dan memberikan bantuan berupa harta benda dan rumah. Itu karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam telah mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Anshar. Dan terjadilah takaful ij’tima’i ( janiman sosial ) yang pertama dalam sejarah manusia.

3. Menertibkan penduduk daulah islamiyah.
Ketika Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wasallam tiba di Madinah, beliau mendapati masyarakatnya masih plurali. Ada Auz, ada Khazraj, ada kabilah-kabilah Yahudi ( yang paling menonjol Bani Qainuqa’, Bani Nadhir dan Bani Quraidhah ), ada kaum Muslimin dan ada pula kaum musyrikin. Oleh karena itu, kelompok – kelompok tersebut perlu diikat dengan sebuah perjanjian yang mengatur kehidupan mereka. Lalu datanglah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam membuat undang-undang yang mengatur hubungan kaum muslimin dengan kelompok lainnya. Di dalamnya terdapat hak dan kewajiban yang harus dipatuhi bersama. Ada sanksi-sanksi yang tegas apabila ada yang melanggar perjanjian. Sampai akhirnya Madinah pun perlahan tapi pasti bersih dari kotoran orang – orang yahudi.

4. Memperhatikan sektor perekonomian.
Setibanya di Madinah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam kemudian mempelajari situasi Madinah secara keseluruhan. Akhirnya beliau mendapat kesimpulan bahwa sektor perekonomian didominasi oleh orang-orang Yahudi. Mereka menguasai hampir seluruh pasar yang ada di Madinah, mempermainkan harga komoditi, memblokir dan menimbun barang dan mempergunakan kesusahan manusia dengan memberlakukan riba yang berlipat ganda.
Oleh Karena itu, perlu ada perjuangan untuk menguasai perekonomian secara praktek dan realistis. Maka Rasulullah memerintahkan para sahabat untuk membangun pasar khusus bagi kaum muslimin dan memberlakukan muamalah yang Islami di dalamnya. Sehingga, masyarakat madinah yang mendapati kondisi pasar kaum muslimin yang lebih adil dan jujur, lebih memilih bermuamalah dengan kaum muslimin. Maka ramailah pasar kaum muslimin dan matilah pasar orang yahudi. Demikian cara Rasulullah menguasai perekonomian Madinah dan berhasil mengalahkan orang-orang Yahudi.

5. Membentuk militer islam yang tangguh.
Dalam kondisi konfrontasi dengan musuh-musuh Islam, maka tidak ada jalan lain bagi kaum Muslimin selain bersiap-siap dan mempertahankan diri. Oleh sebab itu, Rasulullah membentuk militer Islam yang tangguh sebagai upaya menjaga daulah Islamiyah dan penghancur kekuatan musuh yang mengganggu Islam dan kaum muslimin. Rasulullah ternyata tidak mencukupkan pasukannya dengan hanya
mengandalkan taktik dan strategi yang berkembang di dunia Arab saja. Namun, beliau mengirim beberapa sahabat ke tempat lain yang lebih maju untuk belajar memproduksi senjata yang lebih baik. Ibnu Hisyam menyebutkan dari Ibnu Ishaq bahwa Rasulullah mengirim Urwah bin Mas’ud dan ghailan bin Salamah pergi ke salah satu daerah di Yaman untuk belajar membuat peralatan perang.
Perbuatan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas menunjukkan betapa luasnya pandangan dan kemandirian beliau. Dan kemandirian inilah yang senantiasa beliau tanamkan dalam hati dan jiwa ummat beliau. Demikianlah beberapa pelajaran penting yang dapat kita ambil dari peristiwa hijrah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam.



Saat ini kita tengah berada di awal tahun 1428 Hijriah. Itu artinya seribu empat ratus dua puluh delapan tahun silam Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wasallam berhijrah dari Kota Mekkah ke Madinah. Peristiwa hijrah Nabawiyah tersebut merupakan peristiwa yang sangat penting dalam sejarah dakwah Islamiyah. Peristiwa itu merupakan titik tolak kemenangan dakwah dan penyebaran Islam. Ketika tekanan kaum musyrikin Mekkah semakin menguat, Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam memberikan izin kepada para sahabat untuk berhijrah ke madinah. Mereka pun bergerak meninggalkan Mekkah, negeri yang mereka cintai, dengan meinggalkan seluruh harta benda yang mereka miliki. Itulah pengorbanan yang hakiki. Kesediaan mengorbankan apa saja yang dicintai demi meraih keridhaan Allah dan Rasul-Nya.


Walaupun Rasulullah telah memberi izin kepda orang-orang Islam di Makkah untuk berhijrah, namun Rasulullah sendiri menangguhkan hijrahnya. Beliau masih bertahan menghadapi tekanan orang-orang musyrik Mekkah. Hingga akhirnya kota Mekkah sunyi dari orang-orang Islam, kecuali beberapa orang yang memang diperintahkan untuk tinggal dan orang-orang Islam yang tidak memiliki kemampuan berhijrah. Sampai akhirnya ketika kaum musyrikin Mekkah telah bersepakat untuk membunuh beliau, maka beliau pun mengambil keputusan untuk berhijrah, apatah lagi setelah mendapat izin dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan dengan ditemani Abu Bakar beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam pun bergerak menuju Medinah. Akhirnya dengan idzin Allah beserta scenario hijrah yang sangat cermat dan cerdas, beliau pun tiba di kota Medinah dan mendapat sambutan dari segenap penduduk madinah yang telah memeluk agama Islam.
Tanda-tanda kemenangan kaum Muslimin mulai tampak setelah peristiwa hijrah. Isyarat kemenangan tersebut telah disampaikan Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam firmannya: “ Jika kamu tidak menolongnya ( Muhammad ), maka sesungguhnya Allah telah menolongnya ( yaitu ) ketika orang-orang kafir ( Musyrikin Mekkah ) mengeluarkan ( dari Mekkah ), sedang dia salah seorang dari dua orang ketika berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya, “Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Allah bersama kita.” Maka Allah menurunkan ketenangan-Nya kepada (Muhammad ) dan menolongnya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya. Dan Allah menjadikan seruan orang-orang kafir itulah yang rendah, dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” ( Q.S. At-taubah:40 ).
Setelah hijrah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabatnya tidak pernah beristirahat sesaat pun. Mereka senantiasa bergerak memobilisir ummat untuk berjihad dan membangun komunitas muslim yang kuat. Pasca hijrah, sebagaimana yang disebutkan oleh Dr. Muhammad Abdul Qadir Abu Faris, bahwa Rasulullah memfokuskan perhatiannya kepada program-program penting sebagai berikut :

1. Membangun Masjid.
Buku-buku sirah menginformasikan kepada kita bahwa hal pertama yang beliau lakukan pasca hijrah adalah membangun masjid, yaitu masjid Quba’ kemudian Masjid Nabawi. Siapa pun yang melihat keseriusan Rasulullah membangun masjid akan mengetahui bahwa sebenarnya masjid itu mempunyai posisi penting dalam Islam karena dapat merealisasikan program-program yang banyak untuk membangun dan membangkitkan ummat Islam.
Masjid mempunyai missi yang banyak, tak seperti apa yang dipahami secara sempit oleh ummat sekarang. Masjid pada zaman Nabi adalah tempat beribadah. Di dalamnya kaum muslimin menunaikan salah satu syiar ta’abbudiyah yang paling esensial dan tiang agama mereka yakni sholat lima waktu dan sholat jum’at. Masjid di zaman nabi adalah markas pendidikan. Di dalamnya Rasulullah mentarbiyah para sahabat dengan tarbiyah yang ontegral, kontinyu, lagi praktis, yakni tarbiyah yang bisa menjawab kebutuhan akal, ruhani dan jasmani manusia.
Masjid adalah madrasah, ma’had dan universitas. Masjid adalah mahkamah, yang di dalamnya Rasulullah mengadili dua orang yang bersengketa dengan adil, tanpa rasa takut celaan orang lain. Masjid adalah markas tempat berkumpul dan bertolaknya tentara Islam. Masjid adalah pusat penerangan dan informasi pemerintahan. Masjid juga merupakan tempat bermusyawarah bagi kaum muslimin yang di dalamnya dibicarakan tentang seluruh aspek persoalan ummat.
Sesungguhnya kaum muslimin dewasa ini sudah saatnya untuk mengembalikan kesucian masjid dengan jalan mengembalikan fungsi masjid sebagaimana yang pernah terealisasi pada zaman Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Dan hal tersebut tidak akan kembali secara total sebelum masjid menjadi madrasah, ma’had, universitas, markas tarbiyah islamiyah, majelis ummat, sentral penyebaran pemikiran dan perbaikan moral, pendidikan politik dan pilar – pilar keadilan serta menyampaikan
kalimatul haq.

2. Takaful Ijtima’i ( senasib dan sepenanggungan ).
Kaum muhajirin berhijrah dari Mekkah ke Madinah dengan meninggalkan apa pun yang mereka cintai untuk menyelamatkan agamanya. Sementara itu, kaum Anshar Madinah menyambut kedatangan mereka dengan suka cita dan memberikan bantuan berupa harta benda dan rumah. Itu karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam telah mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Anshar. Dan terjadilah takaful ij’tima’i ( janiman sosial ) yang pertama dalam sejarah manusia.

3. Menertibkan penduduk daulah islamiyah.
Ketika Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wasallam tiba di Madinah, beliau mendapati masyarakatnya masih plurali. Ada Auz, ada Khazraj, ada kabilah-kabilah Yahudi ( yang paling menonjol Bani Qainuqa’, Bani Nadhir dan Bani Quraidhah ), ada kaum Muslimin dan ada pula kaum musyrikin. Oleh karena itu, kelompok – kelompok tersebut perlu diikat dengan sebuah perjanjian yang mengatur kehidupan mereka. Lalu datanglah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam membuat undang-undang yang mengatur hubungan kaum muslimin dengan kelompok lainnya. Di dalamnya terdapat hak dan kewajiban yang harus dipatuhi bersama. Ada sanksi-sanksi yang tegas apabila ada yang melanggar perjanjian. Sampai akhirnya Madinah pun perlahan tapi pasti bersih dari kotoran orang – orang yahudi.

4. Memperhatikan sektor perekonomian.
Setibanya di Madinah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam kemudian mempelajari situasi Madinah secara keseluruhan. Akhirnya beliau mendapat kesimpulan bahwa sektor perekonomian didominasi oleh orang-orang Yahudi. Mereka menguasai hampir seluruh pasar yang ada di Madinah, mempermainkan harga komoditi, memblokir dan menimbun barang dan mempergunakan kesusahan manusia dengan memberlakukan riba yang berlipat ganda.
Oleh Karena itu, perlu ada perjuangan untuk menguasai perekonomian secara praktek dan realistis. Maka Rasulullah memerintahkan para sahabat untuk membangun pasar khusus bagi kaum muslimin dan memberlakukan muamalah yang Islami di dalamnya. Sehingga, masyarakat madinah yang mendapati kondisi pasar kaum muslimin yang lebih adil dan jujur, lebih memilih bermuamalah dengan kaum muslimin. Maka ramailah pasar kaum muslimin dan matilah pasar orang yahudi. Demikian cara Rasulullah menguasai perekonomian Madinah dan berhasil mengalahkan orang-orang Yahudi.

5. Membentuk militer islam yang tangguh.
Dalam kondisi konfrontasi dengan musuh-musuh Islam, maka tidak ada jalan lain bagi kaum Muslimin selain bersiap-siap dan mempertahankan diri. Oleh sebab itu, Rasulullah membentuk militer Islam yang tangguh sebagai upaya menjaga daulah Islamiyah dan penghancur kekuatan musuh yang mengganggu Islam dan kaum muslimin. Rasulullah ternyata tidak mencukupkan pasukannya dengan hanya
mengandalkan taktik dan strategi yang berkembang di dunia Arab saja. Namun, beliau mengirim beberapa sahabat ke tempat lain yang lebih maju untuk belajar memproduksi senjata yang lebih baik. Ibnu Hisyam menyebutkan dari Ibnu Ishaq bahwa Rasulullah mengirim Urwah bin Mas’ud dan ghailan bin Salamah pergi ke salah satu daerah di Yaman untuk belajar membuat peralatan perang.
Perbuatan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas menunjukkan betapa luasnya pandangan dan kemandirian beliau. Dan kemandirian inilah yang senantiasa beliau tanamkan dalam hati dan jiwa ummat beliau. Demikianlah beberapa pelajaran penting yang dapat kita ambil dari peristiwa hijrah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam.



0 komentar:

Posting Komentar